Moses Murandu, seorang perawat dan dosen senior di University of
Wolverhamptnon asal Zimbabwe, sejak kecil diajarkan bahwa gula bisa
menyembuhkan luka. Namun, benarkah gula benar-benar bisa digunakan
sebagai penyembuh luka? Murandu pun melakukan penelitian.
Hasil awal yang didapatkan dari penelitian pada 35 pasien rumah sakit Birmingham menunjukkan bahwa gula bisa menghalau air agar tidak masuk ke luka dan mencegah bakteri berkembang pada luka terbuka. Namun hasil penelitian ini masih perlu ditindaklanjuti.
Salah satu pasien yang menerima perawatan gula ini adalah Alan Bayliss, berusia 62 tahun, di Birmingham. Bayliss telah menjalani amputasi kaki, dan sebagai bagian operasi salah satu pembuluh darahnya harus dikeluarkan. Hal ini menyebabkan luka yang tak bisa segera disembuhkan.
Ketika pertama kali diobati, luka yang dimiliki Bayliss sangat dalam dan sebesar jari tangan. Moses pun harus menggunakan hampir seluruh gula yang dimilikinya dalam wadah untuk melumurinya. Namun setelah dua minggu kemudian, luka menjadi semakin kecil dan Moses hanya perlu memberikan empat sampai lima sendok teh gula.
"Aku sangat senang. Aku merasa proses penyembuhanku semakin cepat dan positif. Awalnya aku sedikit skeptis ketika melihat mereka merawatku dengan gula. Namun ketika melihat luka semakin mengecil aku menjadi percaya," ungkap Bayliss, seperti dilansir oleh BBC (15/02).
Staf dan rekan kerja Moses yang awalnya tidak percaya terhadap efek gula ini pada akhirnya juga percaya dengan khasiat gula untuk menyembuhkan luka. Selain membunuh bakteri, gula juga ditengarai mampu meningkatkan mood pasien.
Sumber: merdeka.com
Hasil awal yang didapatkan dari penelitian pada 35 pasien rumah sakit Birmingham menunjukkan bahwa gula bisa menghalau air agar tidak masuk ke luka dan mencegah bakteri berkembang pada luka terbuka. Namun hasil penelitian ini masih perlu ditindaklanjuti.
Salah satu pasien yang menerima perawatan gula ini adalah Alan Bayliss, berusia 62 tahun, di Birmingham. Bayliss telah menjalani amputasi kaki, dan sebagai bagian operasi salah satu pembuluh darahnya harus dikeluarkan. Hal ini menyebabkan luka yang tak bisa segera disembuhkan.
Ketika pertama kali diobati, luka yang dimiliki Bayliss sangat dalam dan sebesar jari tangan. Moses pun harus menggunakan hampir seluruh gula yang dimilikinya dalam wadah untuk melumurinya. Namun setelah dua minggu kemudian, luka menjadi semakin kecil dan Moses hanya perlu memberikan empat sampai lima sendok teh gula.
"Aku sangat senang. Aku merasa proses penyembuhanku semakin cepat dan positif. Awalnya aku sedikit skeptis ketika melihat mereka merawatku dengan gula. Namun ketika melihat luka semakin mengecil aku menjadi percaya," ungkap Bayliss, seperti dilansir oleh BBC (15/02).
Staf dan rekan kerja Moses yang awalnya tidak percaya terhadap efek gula ini pada akhirnya juga percaya dengan khasiat gula untuk menyembuhkan luka. Selain membunuh bakteri, gula juga ditengarai mampu meningkatkan mood pasien.
Sumber: merdeka.com
Posting Komentar