Para peneliti dari University of Oxford menemukan bahwa bahan
psikoaktif dalam ganja tidak mengurangi intensitas rasa sakit, melainkan
membuatnya lebih parah.
Sementara itu, beberapa pasien yang mengaku bahwa ganja berhasil meredakan rasa sakit kronis seperti linu panggul, ternyata tidak banyak berpengaruh pada orang lain.
"Ganja tampaknya tidak bisa bertindak layaknya obat nyeri pada umumnya. Beberapa orang merespon dengan sangat baik, yang lainnya tidak sama sekali, atau bahkan semakin buruk," kata Peneliti utama Dr Michael Lee, seperti dilansir Daily Mail (23/12).
Sementara THC dapat membuat pengguna merasa santai juga dapat menyebabkan halusinasi dan membuat orang merasa paranoid.
Penelitian ini, yang didanai oleh Medical Research Council Inggris dan Institut Nasional untuk Penelitian Kesehatan (NIHR) Oxford Biomedical Research Centre, ini telah dipublikasikan di jurnal Pain.
Sementara itu, beberapa pasien yang mengaku bahwa ganja berhasil meredakan rasa sakit kronis seperti linu panggul, ternyata tidak banyak berpengaruh pada orang lain.
"Ganja tampaknya tidak bisa bertindak layaknya obat nyeri pada umumnya. Beberapa orang merespon dengan sangat baik, yang lainnya tidak sama sekali, atau bahkan semakin buruk," kata Peneliti utama Dr Michael Lee, seperti dilansir Daily Mail (23/12).
Sementara THC dapat membuat pengguna merasa santai juga dapat menyebabkan halusinasi dan membuat orang merasa paranoid.
Penelitian ini, yang didanai oleh Medical Research Council Inggris dan Institut Nasional untuk Penelitian Kesehatan (NIHR) Oxford Biomedical Research Centre, ini telah dipublikasikan di jurnal Pain.
Posting Komentar